Cintai Dia Dalam Diam, Dari Kejauhan Dengan Kesederhanaan Dan Keikhlasan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ketika cinta kini hadir tidaklah untuk Yang Maha Mengetahui saat secercah rasa tidak lagi tercipta untuk Yang Maha Pencipta izinkanlah hati bertanya untuk siapa ia muncul dengan tiba-tiba.. mungkinkah dengan redhaNYA atau hanya mengundang murkaNYA..

Jika benar cinta itu kerana ALLAH maka biarkanlah ia mengalir mengikut aliran ALLAH kerana hakikatnya ia berhulu dari ALLAH maka ia pun berhilir hanya kepada ALLAH..

” Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran ALLAH.” (QS. Adz Dzariyat: 49)


” Dan kahwinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkahwin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin ALLAH akan memampukan mereka dengan kurniaNYA.” (QS. An Nuur: 32 )


” Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNYA ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNYA diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” ( QS. Ar Ruum: 21 )


Tetapi jika kelemahan masih nyata dipelupuk mata maka bersabarlah.. berdoalah.. berpuasalah..


” Wahai kaum pemuda, siapa saja diantara kamu yang sudah sanggup untuk menikah, maka menikahlah, sesungguhnya menikah itu memelihara mata, dan memelihara kemaluan, maka bila diantara kamu belum sanggup untuk menikah.. berpuasalah, kerana sesungguhnya puasa tersebut sebagai penahannya.” ( Hadis )


” Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. ( QS. Al Israa’: 32 )


Cukup cintai dia dalam diam..,


Bukan kerana membenci hadirnya.. tetapi menjaga kesucinnya bukan kerana menghindari dunia.. tetapi meraih syurgaNYA bukan kerana lemah untuk menghadapinya.. tetapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup..


Cukup cintai dia dari kejauhan..,


Kerana hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari ujian.. kerana hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan.. kerana mungkin sajakan membawa kelalaian hati-hati yang terjaga..


Cukup cintai dia dengan kesederhanaan..,


Memupuknya hanya akan menambah penderitaan.. menumbuhkan harapan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan..


Maka cintailah dia dengan keikhlasan..,


Karena tentu kisah Fatimah dan Ali Bin Abi Talib diingini oleh hati.. tetapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi..??


“.. boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” ( QS. Al Baqarah: 216 )


” Wanita-wanita yang keji adalah untuk lelaki-lelaki yang keji, dan lelaki-lelaki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk lelaki-lelaki yang baik dan lelaki-lelaki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (syurga).” (QS. An Nuur: 26 )


Cukup cintai dia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhaan dan keikhlasan..


Kerana tiada yang tahu rencana Tuhan.. mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan..


Kerana hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikkan.. serahkan rasa yang tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya.. biarkan DIA yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya..


” Barangsiapa yang menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga .” (Umar Bin Khattab ra)


~ Pilihan ALLAH itu yang TERBAIk ~


Oleh:Andhika Al-Banjari Mtp


Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
Read more

AH, yang Penting kan Hatinya, Benarkah ???

Banyak syubhat di lontarkan kepada kaum muslimah yang ingin berjilbab. Syubhat yang ‘ngetrend’ dan biasa kita dengar adalah ”Buat apa berjilbab kalau hati kita belum siap, belum bersih, masih suka ‘ngerumpi’ berbuat maksiat dan dosa-dosa lainnya, percuma dong pake jilbab! Yang penting kan hati! lalu tercenunglah saudari kita ini membenarkan pendapat kawannya.

Syubhat lainnya lagi adalah ”Liat tuh kan ada hadits yang berbunyi: Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk(rupa) kalian tapi Allah melihat pada hati kalian..!. Jadi yang wajib adalah hati, menghijabi hati kalau hati kita baik maka baik pula keislaman kita walau kita tidak berkerudung!. Benarkah demikian ya ukhti,, ??
Saudariku muslimah semoga Allah merahmatimu, siapapun yang berfikiran dan berpendapat demikian maka wajiblah baginya untuk bertaubat kepada Allah Ta’ala memohon ampun atas kejahilannya dalam memahami syariat yang mulia ini. Jika agama hanya berlandaskan pada akal dan perasaan maka rusaklah agama ini. Bila agama hanya didasarkan kepada orang-orang yang hatinya baik dan suci, maka tengoklah disekitar kita ada orang-orang yang beragama Nasrani, Hindu atau Budha dan orang kafir lainnya liatlah dengan seksama ada diantara mereka yang sangat baik hatinya, lemah lembut, dermawan, bijaksana. Apakah anda setuju untuk mengatakan mereka adalah muslim? Tentu akal anda akan mengatakan “tentu tidak! karena mereka tidak mengucapkan syahadatain, mereka tidak memeluk islam, perbuatan mereka menunjukkan mereka bukan orang islam. Tentu anda akan sependapat dengan saya bahwa kita menghukumi seseorang berdasarkan perbuatan yang nampak(zahir) dalam diri orang itu.

Lalu bagaimana pendapatmu ketika anda melihat seorang wanita di jalan berjalan tanpa jilbab, apakah anda bisa menebak wanita itu muslimah ataukah tidak? Sulit untuk menduga jawabannya karena secara lahir (dzahir) ia sama dengan wanita non muslimah lainnya.Ada kaidah ushul fiqih yang mengatakan “alhukmu ala dzawahir amma al bawathin fahukmuhu “ala llah’ artinya hukum itu dilandaskan atas sesuatu yang nampak adapun yang batin hukumnya adalah terserah Allah.

Rasanya tidak ada yang bisa menyangsikan kesucian hati ummahatul mukminin (istri-istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam) begitupula istri-istri sahabat nabi yang mulia (shahabiyaat). Mereka adalah wanita yang paling baik hatinya, paling bersih, paling suci dan mulia. Tapi mengapa ketika ayat hijab turun agar mereka berjilbab dengan sempurna (lihat QS: 24 ayat 31 dan QS: 33 ayat 59) tak ada satupun riwayat termaktub mereka menolak perintah Allah Ta’ala. Justru yang kita dapati mereka merobek tirai mereka lalu mereka jadikan kerudung sebagai bukti ketaatan mereka. Apa yang ingin anda katakan? Sedangkan mengenai hadits diatas, banyak diantara saudara kita yang tidak mengetahui bahwa hadits diatas ada sambungannya.

Lengkapnya adalah sebagai berikut:

“Dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Sakhr radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian “(HR. Muslim 2564/33).

Hadits diatas ada sambungannya yaitu pada nomor hadits 34 sebagai berikut:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan juga harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian. (HR.Muslim 2564/34).

Semua adalah seiring dan sejalan, hati dan amal. Apabila hanya hati yang diutamakan niscaya akan hilanglah sebagian syariat yang mulia ini. Tentu kaum muslimin tidak perlu bersusah payah menunaikan shalat 5 waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, membayar dzakat dan sedekah atau bersusah payah menghabiskan harta dan tenaga untuk menunaikan ibadah haji ketanah suci Mekah atau amal ibadah lainnya. Tentu para sahabat tidak akan berlomba-lomba dalam beramal (beribadah) cukup mengandalkan hati saja, toh mereka adalah sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini. Akan tetapi justru sebaliknya mereka adalah orang yang sangat giat beramal tengoklah satu kisah indah diantara kisah-kisah indah lainnya.

Urwah bin Zubair Radhiyallahu anhu misalnya, Ayahnya adalah Zubair bin Awwam, Ibunya adalah Asma binti Abu Bakar, Kakeknya Urwah adalah Abu Bakar Ash-Shidik, bibinya adalah Aisyah Radhiyallahu anha istri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Urwah lahir dari nasab dan keturunan yang mulia jangan ditanya tentang hatinya, ia adalah orang yang paling lembut hatinya toh masih bersusah payah giat beramal, bersedekah dan ketika shalat ia bagaikan sebatang pohon yang tegak tidak bergeming karena lamanya ia berdiri ketika shalat. Aduhai,..betapa lalainya kita ini,..banyak memanjangkan angan-angan dan harapan padahal hati kita tentu sangat jauh suci dan mulianya dibandingkan dengan generasi pendahulu kita. Wallahu’alam bish-shawwab.
Read more

Jikalah Semuanya kan Menjadi Masa Lalu . .

Jikalah DERITA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang KETEGARAN akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah KESEDIHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak DINIKMATI saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.


Jikalah LUKA dan KECEWA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang KETABAHAN dan KESABARAN adalah lebih utama.


Jikalah KEBENCIAN dan KEMARAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang MENAHAN DIRI adalah lebih berpahala.


Jikalah KESALAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang TAUBAT itu lebih utama.


Jikalah HARTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
Sedang KEDERMAWANAN justru akan melipat gandakannya.


Jikalah KEPANDAIAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta MEMIMPIN dunia agar sejahtera.


Jikalah CINTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang MEMBERI akan lebih banyak menuai arti.


Jikalah BAHAGIA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang BERBAGI akan membuatnya lebih bermakna.


Jikalah HIDUP akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak KEBAIKAN bisa DICIPTA.


Suatu hari nanti, SAAT SEMUA TELAH MENJADI MASA LALU aku ingin ada diantara mereka, Yang beralaskan di atas permadani sambil bercengkerama dengan tetangganya, Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu,
Hingga mereka mendapat anugerah itu.


”Duhai kawan, dulu aku miskin dan menderita, namun aku tetap berusaha senantiasa
bersyukur dan bersabar. Dan ternyata, derita itu hanya sekejap saja dan cuma seujung
kuku, di banding segala nikmat yang ku terima di sini.”


”Wahai kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak mengulangi lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan-Nya seluas alam raya, hingga sekarang aku berbahagia.”


Suatu hari nanti, KETIKA SEMUA TELAH MENJADI MASA LALU, aku tak ingin ada di antara mereka, yang berpeluh darah dan berkeluh kesah, andai di masa lalu mereka adalah tanah saja.


”Duhai! Harta yang dahulu ku kumpulkan sepenuh raga, ilmu yang ku kejar setinggi langit, kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak ku buat menjadi amal jariah yang dapat menyelamatkan ku kini?”


”Duhai! nestapa, kecewa, dan luka yang dulu ku jalani, ternyata hanya sekejap saja dibanding sengsara yang harus ku arungi kini. Mengapa aku dulu tak sanggup bersabar meski hanya sedikit jua?”
Read more

~ Ya Zauji,,Sudahkah Aku Menjadi Bidadari di Hatimu? ~

"Sebuah renungan untuk para istri, "Sudahkah kita melakukan yang terbaik untuk suami kita sehingga suami kita bersedia menulis surat yang seperti ini untuk kita ?"
****
“ Aku rasa istriku adalah karunia terindah yang Allah berikan kepadaku…Saat di dalam rumah, ia selalu berusaha memanjakanku. Kebutuhanku selalu dia penuhi sebelum dirinya. Saat aku pergi meninggalkan rumah, tak ada gelisah atas anak-anak dan hartaku. Aku percaya dia tidak akan menelantarkan mereka. Aku yakin ia akan senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarganya.
Sebuah renungan untuk para istri, "Sudahkah kita melakukan yang terbaik untuk suami
Saat aku di tempat kerja, bahkan saat di luar kota, seringkali ia menelepon menanyakan keadaanku. Saat aku sakit, ia menjadi yang begitu perihatin dengan keadaanku. Dan dengan panggilan sayang yang sering ia ucapkan, aku menjadi begitu bahagia. Aku merasa, bahwa kehadiranku di dunia ini, keberadaanku di tengah-tengah mereka menjadi semakin berharga.


Istriku juga akan sangat bahagia saat aneka masakan dan kue yang dibuatnya lahap kami nikmati. Ia juga begitu senang saat dapat berbagi dengan para tetangga. Ia selalu mendukung setiap kebaikan yang aku lakukan. Ia pun tak pernah memberatkanku dengan segala macam tuntutan yang sulit aku penuhi. Ia lebih tenang dan senang saat berkumpul bersama kami di dalam rumah, daripada berkeliling di mal-mal atau tempat hiburan dan rekreasi.


Bahkan, saat kami kesulitan keuangan, ia tidak jarang harus menjual perhiasan yang dipakainya secara diam-diam. Menyadari segala kebaikan yang dipersembahkannya kepadaku, aku merasa sangat miskin kebaikan.


Aku merasa berutang budi begitu banyak terhadapnya. Sepertinya apa yang selama ini aku berikan sangat tidak sebanding dengan segenap kebaikan yang ia persembahkan. Dan aku menjadi semakin terharu, saat menawarkan sedikit kemewahan, tapi ia menolak dan lebih memilih hidup apa adanya.


Saat aku memberi sesuatu yang membahagiakannya, tak lupa ucapan terima kasih dan doa mengalir dari bibirnya. Ini semakin memacu semangatku untuk mengimbangi segala kebaikannya dengan mempersembahkan kebahagiaan untuknya.


Anak-anakku begitu bahagia saat berada di dekatnya. Kami merasa begitu sedih dan kehilangan saat ia marah karena sikap atau perkataan kami yang tak berkenan di hatinya. Dan aku menjadi semakin terharu, saat ia mengatakan tak berkeberatan untuk mencarikanku istri lagi. ‘Bagaimana mungkin aku membutuhkan wanita lain kalau kamu adalah wanita terbaik yang aku miliki? Apalagi yang aku cari dari seorang wanita?’


Sejujurnya kuakui, setelah Allah dan Rasul-Nya, ia adalah sumber kebahagiaan kami. Tapi saat aku mengakui dengan sejujurnya akan hal itu kepadanya, ia hanya tertawa dan menganggapnya hanya rayuan belaka. Wahai sayangku, semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan surga-Nya yang terindah. Engkau adalah bidadari yang Allah karuniakan padaku di dunia……..”


Dari Suamimu yang tercinta


(Di nukil dari buku “Menjadi Bidadari Cantik ala Islam”, oleh Ummu Ahmad Rifqi –istri dari Ust. Zaenal Abidin bin Syamsudin Lc. Penerbit Pustaka Imam Abu Hanifah, Cetakan pertama, Maret 2009) 
wallahu'alam . . . .


===


Sebuah renungan untukku, untukmu, untuk kita semua. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci....






--------------------------------


=== ✩ ❤ ✩ ✿ ✩ ❤ ✩ ✿ ✩ ❤ ✩ ===
Read more

Mengeluh dan Merasa Sempit dengan Kehidupan?

Sebagian istri ada yang mengeluhkan kehidupannya dan tidak bisa menerima penghasilan suaminya. Ia ingin hidup seperti Fulanah atau seperti salah seorang karib keluarganya.

Engkau lupa bahwa Allah tidaklah menciptakan manusia sama rata. Allah menciptakan orang kulit putih dan orang kulit hitam, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah.
Agar engkau dapat menenangkan dirimu hendaklah camkan hadits berikut ini


“Lihatlah orang yang dibawahmu dan jangan lihat orang yang diatasmu, hal itu lebih baik sehingga engkau tidak menyepelekan nikmat Allah.” (HR Muslim)


Ingatlah selalu bahwa kebahagiaan bukan hanya terletak pada harta semata. Berapa banyak wanita yang memiliki suami kaya hartanya namun bakhil perasaan dan cintanya. Sementara yang lain memiliki suami yang fakir hartanya namun kaya perasaannya dan cinta kepada istri dan rumahnya.


Hendaklah seorang istri selalu ridha menerima suaminya yang mencintai dirinya. Kebahagiaan itu bukan hanya terletak pada makanan dan minuman, bukan berhias dengan pakaian mahal, perabotan mewah, emas perak dan kendaraan yang banyak. Namun kekayaan itu letaknya dalam dada dan hati yang tenang, penuh dengan cinta dan keimanan.


***


Artikel muslimah.or.id
Disalin dari buku Agar Suami Cemburu Padamu, karya Dr. Najla’ As Sayyid Nayil, Pustaka At Tibyan
Read more

Ukhti, kamipun pernah merasakannya.. Maka kembalilah.

Tertegun aku malam ini, seorang saudariku mengeluhkan semua kegundahan hatinya..
Dia lelah dan mulai jenuh dengan aktifitas dakwah dan tarbiyah..
Entah kenapa hatinya begitu sulit dia gerakkan ke majelis-majelis ilmu lagi..
Ku terdiam dan mendengar semua ceritanya..
Setelah dia selesai, akupun tersenyum dan berkata..

Ukhti, bukan hanya kau yang merasakannya, aku juga demikian..
Bahkan akhwat-akhwat yang lain yang mungkin keilmuannya jauh di atas kitapun juga merasakannya.
Ukhti, jalan yang kita tempuh ini bukan medan yang mudah…
Kita harus mampu menekan semua keinginan kita yang sejalan dengan nafsu kita, jika itu bertentangan dengan kehendakNya..


Pilihan hidup kita ini, berbeda dengan mereka di luar sana.
Mereka yang hidup tanpa ilmu, akan bebas melakukan apapun yang mereka inginkan..
Namun kita, kita punya tujuan di atas itu semua..
Kau ingat kan ukhti ? apa tujuan kita sebenarnya? (kataku sambil tersenyum padanya)
RidhoNya.. Ridho Allah..


Kau tahu kan? Bagaimana memperolehnya? (kau hanya terdiam, dengan mata berkaca-kaca)
(tersenyum) Ridho itu hanya dapat kita peroleh dengan menjalani hidup sesuai dengan kehendakNya..
Ridho itu hanya mampu kita raih dengan menjauhi semua hal yang tak di sukainya..


Lalu bagaimana kita mampu mengetahui apa yang Dia kehendaki dan yang tak dikehendakinya?
Yah, dengan menuntut ilmu, dengan mendatangi majelis-majelis dzikir itu..
Hanya dengan begitu kita tahu, jika itu saja kita mulai lelah mencari tahu, lalu bagaimana kita bisa meraih RidhoNya?


Ukhti, Jangan kau kira, keimanan kami akhwat-akhwat yang lain selalu stabil dan berada dalam taraf tinggi, dipuncak iman..
Tidak, kami pun sama denganmu, rasa jenuh itu pun senantiasa menghampiri, namun ingatlah,
Itulah tipu daya syaitan, dia tak akan lelah mendatangi kita hingga kita melangkah di belakangnya mengikutinya dan semakin jauh dari jalan Allah..


Kamipun kadang sangat merasa malas, merasa betapa berat kaki ini melangkah, tapi kami paksakan diri ini bergerak, bahkan kalau perlu akan kami seret kaki kami menuju halaqah-halaqah itu, kenapa? ingatlah dan tanamkan dalam hatimu, hanya jiwa-jiwa terpilih yang dikuatkan Azzamnya oleh Allah untuk melangkah mendekatiNya ke taman-taman syurgaNya.


Dan katakan pada dirimu.. bahwa jiwa-jiwa terpilih itu haruslah kau..


Ukhti, ketahuilah, manusia hanya berada dalam 2 keadaan, jika ia tak berada dalam keadaan bertakwa pada Allah maka pastilah ia berada pada kondisi bermaksiat pada Allah..


Ukhti, kematian datang kapan saja, relakah kau jika kau di panggil dalam keadaan lalai padaNya?


Jika kau menghadap pada Allah dalam keadaan futur.


Alangkah merugi orang-orang yang disesatkan oleh Allah setelah beriman..


Alangkah kasihan orang-orang yang membelenggu dirinya dalam nafsu duniawi yang merupakan kenikmatan sesaat..


Alangkah menderitanya seseorang yang berjalan menyelisihi Allah..


Ukhti kau katakan malu untuk kembali, kau malu karena telah lama meninggalkan tarbiyah dan jamaah ini?


Apa yang kau malukan? Pada siapa? Allah? Akwat? Murobbiyah?


Masyaallah, ukhti.. ketahuilah, kami jauh lebih bahagia menemukanmu kembali berada dalam barisan jamaah ini, bahkan tak akan mungkin pernah terpikir di kepala kami untuk mencemoohmu, bahkan kami akan sangat kagum padamu, batapa kuat dirimu melawan godaan syaitan yang begitu besar pada dirimu dan kau mampu kembali ketengah-tengah kami..


Kami bahkan akan sangat iri padamu, betapa Allah sangat mencintaimu dengan tak pernah membiarkanmu jauh darinya, kendati banyak kekecewaan yang kau toreh di hatiNya, namun lihatlah Saking cintaNya Allah padamu, keimanan itu tetap dia lekatkan di hatimu, lihatlah betapa kegelisahan dan rasa rindu dengan jalan ini masih ada dihatimu.. lalu apa yang kau malukan? Tahukah kau? Bahwa Allah akan lebih bahagia mendapatkan hambanya yang kembali padaNya dan bertobat, dari pada seorang musafir yang menemukan bekalnya yang hilang di padang pasir.. lalu apa yang kau tunggu?


Ukhti, jangan malu, kembalilah.. jangan takut, kembalilah..


Kami masih tetap disini, seperti dulu.. menyambutmu dengan tangan terbuka..


Tak ada yang berubah..
Kau menangis.. Bahagia..
Kupeluk..
Ana uhibbuki fillah..
************************************************************


Aztriana 130311 23’53 Makassar ^_^
Read more

N U R A N I: Persahabatanku Kandas karena Facebook

N U R A N I: Persahabatanku Kandas karena Facebook: "Dari Silvia di Sulsel Assalamu ‘alaikum Wr. Wb Pendengar Nurani yang budiman, aku tak tahu harus memul..."

Read more

Katakanlah: Inilah jalanku. . .

Berawal dari sebuah lingkaran kecil majelis ilmu; replika taman-taman surga disetiap pekannya, hati setiap kita ditautkan satu sama lain berbingkai indahnya ukhuwah islamiyah. hati yang dimiliki oleh bermacam karakter pemiliknya, ada yang lemah-lembut, ada yang keras, ada yang tegas, ada yang pemalu, ada yang pendiam, ada yang cerewet, ada yang acuh, sangat beragam, namun keberagaman karakter itu dapat terlebur, terbina dan ter-up grade setahap demi setahap dalam satu halaqah tarbiyah islamiyah. layaknya potongan-potongan ayam dan kentang, bawang merah, bawang putih merica, lengkuas, jahe, kemiri, garam, lombok, kunyit, santan, daun sereh, daun salam, tak lupa air secukupnya berpadu menjadi satu dalam panci dan diolah secara apik hingga menghasilkan opor ayam yang lezat.
berawal dari sebuah halaqah tarbiyah pula, ruhiyah setiap kita dipenuhi dengan ilmu-ilmu syar'i utk bekal keistiqomahan dan semangat berburu onta-onta merah di luar sana. betapa nikmatnya dikelilingi para malaikat, didoakan oleh seluruh penduduk langit dan bumi, ditinggikan derajat kita beberapa derajat olehNya. mengutip perkataan salah seorang atba'u tabi'in; Ibrahim bin Adham, "seandainya para raja dan pangeran mengetahui kegembiraan dan kenikmatan yang kita rasakan (ketika menuntut ilmu dan beribadah kepada Allah), niscaya mereka akan merampas apa yang kita rasakan tersebut dengan tebasan pedang."
berawal dari sebuah liqo' KKI pula, raga setiap kita dipersiapkan utk menapaki sebuah perjalanan panjang lagi terjal dan berliku. Jalan dakwah namanya.

Hingga dikemudian hari seiring bertambahnya ilmu juga amal kita, Allah mempercayakan sebuah amanah besar lagi mulia di atas pundak kita.
Amanah dakwah di jalan cinta para pejuang dakwah.
Amanah yang ringan di lisan tuk diucapkan namun teramat berat utk dilaksanakan.
Amanah utk menyampaikan 1 ayat saja dari Rasulullah Shalallahu'alahi wasallam, walau sebenarnya jika dipikir-pikir cukup banyak ayat yang kita ketahui, tapi pernahkah kita mencoba memaknai sabda Rasulullah tsb? yang boleh jadi adalah sebuah 'singgungan' kecil buat kita para penuntut ilmu yg enggan utk turut mengambil bagian dari dakwah ini. bahwa ilmu itu setelah diperoleh harus disedekahkan dalam bentuk dakwah, satu ayat itu batas minimal keilmuan yg kita miliki utk disampaikan kepada saudara/i kita yang belum tahu dan jika ternyata hari ini ilmu yang kita ketahui lebih dari satu ayat, maka sampaikanlah semua ilmu tsb dan jangan pernah berhenti menyampaikan sampai takdirNya-lah yang menyebabkan kita berhenti utk selama-lamanya dari jalan ini.

Amanah dakwah yang tidak semua manusia di muka bumi ini dipercaya utk mengembannya, hari ini telah menjadi salahsatu dari sekian aktivitas kita sebagai hambaNya.
ya, Allah telah mempercayakan kita utk menjadi pengurus ummat, menjadi perantara tersampainya hidayahNya kepada hamba-hambaNya yang lain, melakukan pekerjaan mulia yang dahulu pernah dilakoni oleh manusia-manusia mulia sekelas Rasulullah Shalallahu'alahi wasallam, beserta para sahabat/biyah Radhiyallahu'anhum juga para ulama Salafusshalih. Subhanallah...betapa percayanya Allah kepada kita, sehingga memilih kita sebagai pelanjut manusia-manusia mulia itu dalam menyebarkan ajaran Islam. tapi, merasakah kita?
yang kalau mau dipikir-pikir, siapa kita dibanding manusia-manusia mulia itu? dimana kita diantara manusia-manusia mulia itu? pantaskah kita dengan segudang kekurangan menjadi pelanjut generasi-generasi mulai itu?
sungguh..Allah lebih mengetahui kepada siapa Dia menyerahkan amanah besar lagi mulia ini. dan..kita lah yang terpilih, ukhti!
Kita lah yang 'dianggap' mampu olehNya utk meneruskan tongkat estafet dakwah ini hingga kembali padaNya.
kita, ukhti! bukan mereka!

Yah, kita yang senantiasa menyibukkan diri dengan majelis-majelis ilmu disetiap pekannya juga berusaha mengejawantahkannya dalam keseharian ditemani ujian yang kerap kali datang menyapa sebagai bentuk kecintaanNya dan moment utk melihat sejauh mana pengakuan keberimanan kita padaNya.
kita yang senantiasa menjaga hijab syar'i kita dari laki-laki ajnabi di dunia nyata bahkan di dunia maya sekalipun dan meski utk tujuan dakwah sekalipun.
kita yang senantiasa hanya takut, cinta dan harap padaNya.
kita yang senantiasa memohon keistiqomahan padaNya hingga ajal menjemput.
bukan mereka yang cenderung mengisi waktu-waktunya hanya dengan kesia-siaan bahkan kemaksiatan, naudzubillahimindzalik.
bukan mereka yang begitu mudahnya dan tanpa merasa berdosa sedikitpun memperlihatkan aurat mereka di hadapan laki-laki ajnabi.
bukan mereka yang hanya mengejar dunia disetiap urusan mereka.
bukan mereka yang merasa asing sendiri dengan agamanya.
bukan mereka, tapi kita, ukhti!

Sadarkah kita, ukhti?
sadarkah kita, bahwa kita lah bagian dari hamba-hambaNya yang beruntung sebab telah terpilih sebagai penerus dakwah Rasulullah?
sadarkah kita, bahwa jalan dakwah yang hari ini kita berjalan di atasnya merupakan bentuk penjagaanNya kepada kita? yang boleh jadi ketika kita tidak berada di jalur ini kita akan sama seperti mereka bahkan mungkin lebih buruk lagi, naudzubillahimindzalik.
sadarkah kita, bahwa bergabungnya kita dalam jamaah ini adalah salah satu nikmat dari sekian banyak nikmat yang telah Dia berikan? dan sudahkah nikmat menjadi seorang muharrikah dakwah senantiasa kita syukuri?

Inilah salah satu sisi yang terkadang luput dari perhatian kita.
maka, tak jarang dari kita yang masih berpikiran bahwa adanya kita dikepengurusan dakwah ini karena dipanggil oleh ukhti fulanah, atau hanya kebetulan saja karena kita memang suka berorganisasi, atau terlibatnya kita dalam kafilah dakwah ini merupakan sesuatu yang biasa-biasa saja; tidak ada yang istimewa.
yang terkadang pada suatu masa memicu timbulnya rasa jenuh, terbebani, terkekang dengan amanah dakwah ini.
oleh karena itu, mulai sekarang cobalah utk mengubah paradigma kita ttg amanah dakwah.
agar kita benar-benar merasa beruntung telah menjadi bagian dari pembawa obor kebenaran. pede menatap dunia dengan jabatan sebagai pelayan ummat.
agar kita semakin memaknai setiap detil kejadian yang kita alami di jalan ini, yang menyenangkan ataupun tdk. krn sdh sunnatullah setiap persinggungan akan meninggalkan bekas entah bekas itu berupa kebahagiaan, luka, kesedihan, canda, dan banyak lagi efek yang mampu disebabkan oleh sebuah interaksi.
agar kita lebih menjiwai setiap amanah yang sama kita lakoni di jalan ini, baik itu kecil ataupun besar. krn setiap amanah itu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda dan tdk semua dari kita dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tsb. menjadi pemimpin dalam sebuah jamaah dakwah itu sulit, tapi menjadi yang dipimpin juga tdk mudah, maka pandai-pandailah kita menempatkan diri sebagai pemimpin dan yg dipimpin sehingga amanah tsb benar-benar maksimal kita tunaikan.
agar kita semakin merasa memiliki jalan ini yang membuat kita merasa sangat bersedih ketika ada bagian dari jalan ini yang rusak. entah karena penggunanya yg cuek ataupun krn niat yg melatarinya sdh tak murni lagi krnNya.
agar kita lebih ikhlas membaktikan diri di jalan ini, sesibuk apapun kita, masih singel atau sdh menikah dan punya jundi/yah kah kita, ada atau tdknya orang yang memuji pekerjaan kita,
yang pada akhirnya perubahan paradigma ttg sebuah amanah dakwah semakin memantapkan diri utk mengatakan : "inilah jalanku!", "jalan dakwah dan tarbiyah!"

Jamaah dakwah bukanlah jamaah malaikat. jamaah dakwah yang kita pun berada di dalamnya, hanya sekumpulan manusia yang tak luput dari salah dan dosa, maka jangan heran, jika di tengah perjalanan kita akan mendapati kekurangan demi kekurangan tsb melekat pada pribadi saudari-saudari kita yang membersamai kita di jalan ini, begitupun kita yang hanya manusia biasa seperti mereka. entah apapun bentuk kekurangan itu jangan pernah segan utk saling mengingatkan dalam menetapi kebenaran dan kesabaran. walaupun saudari kita itu lebih tua secara umur dari kita, walau dia lebih dahulu hijrah daripada kita, walau dia 'atasan' kita dalam sebuah departemen, walau dia murabbiyah kita, atau walau dia pemimpin kita dalam jamaah dakwah tsb. dengan tetap memperhatikan adab-adab dalam bernasehat tentunya, agar kebaikan yang kita inginkan dari mereka dapat terwujudkan.
jangan krn keseganan yang tdk pada tempatnya kita justru membuat saudari kita semakin terlena dengan kekurangannya tsb.
dan juga jangan karena kita telah mendapati kekurangan tsb lantas membuat kita panik, berbalik arah lalu mundur teratur dari jama'ah dakwah ini.
jangan sampai dan jangan pernah terjadi, ukhti!

Sudah sunnatullah dalam sebuah perjalanan suatu ketika kita akan mendapati diri kita begitu lelah, letih, penat, redup, tak bersemangat, dan tak sedikit dari kitapun mendapati hati telah dihinggapi oleh berbagai macam jenis virus; entah itu virus merah jambu, virus perusak ukhuwah, virus 'akhwain', virus penyakit hati dan virus-virus berbahaya lainnya.
maka, "mari duduk sejenak utk beriman." inilah yang senantiasa diajarkan oleh sahabat mulia Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu'anhu kepada para sahabatnya.
ya, mari berhenti sejenak.
berhenti sejenak utk memuhasabah segala sesuatu yg telah kita lakukan dan apa2 saja yg akan kita lakukan kedepannya di jalan suci nan panjang ini.
berhenti sejenak utk merefresh kembali niat dalam menapaki jalan panjang berliku lagi terjal..
berhenti sejenak utk melihat kembali bekal yg masih tersisa, apakah masih cukup utk menapaki jalan panjang tak berpenghujung.
hingga suatu waktu atas takdirnya memang kita harus berhenti sebenar-benarnya berhenti.
meskipun sebenarnya kita masih sangat ingin berjalan sebab ternyata diantara sakit, lelah, penat, duka dalam menapaki jalan ini ada senyum, ada gembira, ada semangat yg senantiasa berkobar, ada ukhuwah, dan yg tertinggi ada surga yang telah dijanjikanNya bagi para pengguna jalan ini yg senantiasa berusaha utk istiqomah meski bagaimanapun kondisi yg meliputi hingga ajal menjemput..insyaAllah..

Wahai para muharrikah dakwah di lini manapun antunna berada, bersemangatlah dengan semangat yang tak pernah padam hingga akhir demi mengusung dakwah Ilallah.
bersemangatlah dengan semangat yang senantiasa menyala-nyala demi menerangi jalan dakwah ini hingga dipenghujungnya.
bersemangatlah utk tetap berjamaah di jalan cinta para pejuang dakwah kini hingga kelak dapat beristirahat dengan tenang di dalam jannahNya. "Hai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hambaKu, masuklah ke dalam jannahKu." (QS. 89 : 27-30).
Amiin Yaa Rabbal Alamin.



-------***-------
Jazaakumullahu khair atas inspirasi yang diberikan oleh beberapa orang saudari-saudari saya hingga catatan ini hadir, semoga apa yang telah tertuang dalam catatan dari hati ini dapat bermanfaat buat kita semua dan bernilai pahala di sisiNya..amiin Yaa mujibassaailiin.
Kurang lebihnya mohon diampunkan kepada Allah.
Sesungguhnya kebenaran itu datangnya dari Allah; Rabbul Izzati sedang kesalahan itu datangnya dari hamba yang dhaif dan syaithan laknatullahi'alaihi.

Negeri impian, ketika bulan masih tersenyum malu, jumadil awal 1432H

Sumber: http://assyifaa-wisecorner.blogspot.com
Read more

Hati - Hati dengan Utang

"Ketika Nabi saw sampai di jalan, berdiri di tempat orang yang akan pergi ke medan jihad, terdengarlah panggilan yang didengar oleh seluruh manusia, 'Wahai manusia, barangsiapa yang mempunyai utang janganlah ikut perang. Karena kalau nanti gugur, dan tidak mempunyai tinggalan untuk membayarnya, hendaklah ia pulang saja. Jangan ikut aku, karena ia tidak akan pulang dalam keadaan cukup.'" (HR Razim, dari Abu Darda')


Hadits tersebut di atas menggambarkan betapa tidak sederhananya berbicara masalah utang-piutang. Islam menuntun agar kaum muslimin tidak menganggap sepele masalah ini. Di samping akan membuat cacat diri sendiri, wibawa al-Islam wal-muslimin juga bisa ikut ternoda. Sebabnya sudah jelas, utang merupakan bagian dalam hidup dan bermu'amalah. Sebagai bagian dari alat pelengkap dalam berinteraksi antar sesama, utang sering tidak dapat dihindari. Utang-piutang menjadi bagian dari hidup dan kehidupan ummat manusia. Tetapi utang yang tidak dilunasi akan membuat cacat dan menghapuskan kewibawaan dan nama baik.


Utang adalah masalah yang sangat mengikat bukan saja selagi manusia masih hidup di dunia, tapi juga akan berlanjut sampai di akhirat. Tanggungan akan dibawa sampai si empunya utang masuk ke liang kubur.


Kecuali orang yang berutang karena dalam kondisi keterpaksaan lagi fakir. Orang yang dalam kondisi semacam ini (baca: fakir) berutang bukan untuk bermaksiat. Allah swt akan mengkhususkan mereka yang masuk dalam kelompok ini, seperti diuraikan dalam sabdanya:


"Allah akan memangil orang-orang yang berutang nanti pada hari kiamat, lalu dipanggil di hadapan-Nya, kemudian dikatakan kepadanya, 'Hai manusia! Untuk keperluan apa engkau berutang? Dan untuk apa engkau sia-siakan hak orang-orang?' Ia menjawab, 'Ya Tuhanku, Engkau Maha Mengetahui, bahwa aku mempunyai utang tidak untuk makan, tidak untuk minum, tidak untuk membeli pakaian, dan tidak pula untuk dihambur-hamburkan. Tapi aku berutang karena ada bencana alam, seperti kebakaran, kecurian, atau karena kerugian dalam perdagangan.' Allah berfirman, 'Benarlah hambaku. (Kalau memang begitu) Akulah yang lebih berhak membayar utangmu.' Lalu Allah meminta sesuatu, maka disimpan pada mangkuk timbangan amal. Maka amal-amal baiknya lebih banyak yakni lebih berat dari pada amal kejahatannya. Maka masuklah ia ke surga dengan berkat rahmat-Nya." (HR. Ahmad)
Read more

Sepenggal Kisah di Persimpangan Jalan....

Surat terbuka untuk akhwat
Maret 2008,Patani, Halmahera Tengah
Sepenggal Kisah di Persimpangan Jalan....


Matahari mulai kembali ke peraduannya, terlihat warna merah menghiasi ujung langit sebelah barat, aku terpekur di atas meja yang berhadapan dengan jendela kamar yang saat ini terbuka. Angin sepoi-sepoi menyapa wajahku, seakan menenangkan hatiku yang sedang galau. Kusandarkan tulang belakangku seakan ingin mengalihkan rasa capek setelah seharian bertugas di Puskesmas.
Hari ini aku berhadapan dengan sekian kasus Abortus provokatus dan GO yang seakan dianggap biasa oleh masyarakat.
Ya, Allah ... tantangan dakwah ditempat ini sangat berat. Seakan persediaan keimananku tidak cukup untuk kujadikan bahan dasar semangat untuk da’wah ILLALLOH. Mengajak mereka kembali kepada agama fitrah yang indah ini. Seandainya aku berada di Makassar tentu aku bisa setiap pekan mengisi bahan bakar itu dengan mendengar siraman ilmu melalui liqo-liqo tarbiyah.
Tapi sekarang, Aku sendiri ..
Ingatanku kembali ke masa-masa indah kuliah di kampus merah di kota Makassar ..., yang pertama terlintas di benakku adalah sebuah ruangan berwarna hijau, tempat awal mulanya aku menemukan sentuhan islam, kebenaran ad-dien yang akhirnya merasuk ke dalam jiwaku. Walau kusadari sudah telah lama aku menjalani rutinitas keislamanku tapi semuanya hanya sebatas kewajiban tanpa ada ruhiyah didalamnya. Shalat, puasa, bahkan berjilbab selama ini tidak kurasakan nikmatnya keimanan karena menjalankan hal tersebut. Semua terasa hampa...
Sekilas melintas dalam pandanganku bayang-bayang beberapa sosok akhwat yang berjalan dengan kibaran jilbabnya yang hampir menutupi seluruh tubuhnya, di antaranya bahkan ada yang menutupi wajah mereka dengan cadar, mereka melangkah pasti dengan keterasingan sulukiyahnya di tengah hamba-hamba-Mu menyusuri koridor kampus yang dipadati hiruk-pikuk dunia dalam meraih gelar sarjana. Aku tertarik dengan jilbab besar mereka yang berkibar. Aku kagum dengan kemampuan mereka menjaga diri dari fitnah. Dan aku salut karena mereka adalah orang-orang yang cerdas dan tidak pernah melupakan akherat. Kemudian, aku putuskan untuk bergabung dengan mereka. Mereka yang menebarkan dakwah Islam yang murni dan penuh kesan di hati. Ternyata mereka adalah orang-orang yang berdakwah di atas Al-Qur’an dan As-Sunnah seperti yang dicontohkan oleh generasi Shalafusshalih. Ya Rabb... sungguh aku merindukan mereka, orang-orang yang berjuang untuk menegakkan syariat-Mu di bumi ini,orang-orang yang senantiasa berusaha untuk membuktikan kecintaan mereka kepada-Mu dengan menunaikan hak-hak-Mu atas diri mereka. Tak kurasa tetes demi tetes air mataku mulai membasahi pipi....Semakin kurasakan kerinduan terhadap mereka, semakin deras airmataku mengalir, kubiarkan diriku hanyut dalam lamunan kenangan itu, tak ingin rasanya kuseka airmata ini biarkan ia menjadi penghapus rinduku terhadap saudara-saudara seperjuanganku.
Ukhti...adakah kalian merasakan kerinduan yang sama?????
Ingatkah kalian bagaimana dulu kita berjuang untuk mempertahankan syariat yang mulia ini ???, kumohon bukalah lembaran kenangan itu, tidak inginkah kita bisa merasakan kembali nikmatnya hidayah Allah???
Sungguh..... bahagia rasanya ketika kembali kutancapkan kedua kakiku di kota Makassar. Kenangan indah seolah terputar kembali, Aku bahagia ketika menemukan teman-teman seperjuanganku dulu tetap istiqamah dengan islam ini, tapi hati ini begitu miris ketika mendengar banyak akhwat yang tidak lagi manjalankan amanah da’wahnya, bahkan untuk sekedar menjalani rutinitas tarbiyah. Ukhti...... mengapa kalian tidak bisa meluangkan waktu beberapa jam saja untuk mendengarkan nasehat-nasehat dan ilmu?
Ukhti ... mengapa untuk hal-hal yang sepele seperti belanja di Mall berjam-jam, curhat dengan teman-teman, menonton televisi, kalian selalu punya waktu? Tidakkah kalian merindukan masa-masa tarbiyah dahulu? Masa-masa ketika kita begitu susah meluangkan waktu untuk tarbiyah? Masa-masa ketika kita begitu semangat menuntut ilmu syar’i? Masa-masa ketika kita memperjuangkan jilbab dan cadar kita di lingkungan keluarga dan kampus? Masa-masa ketika kita begitu gigih memperjuangkan pernikahan secara Islami di keluarga kita? Padahal gerak kalian dengan tempat menuntut ilmu itu begitu dekat. Kalian tidak perlu menyeberang lautan luas untuk sampai ke tempat tersebut.Kalian tidak perlu menempuh jarak yang jauh dan bersusah payah menuju tempat itu, bukankah Allah telah memberikan banyak fasilitas kepada kita???mengapa kalian tidak menggunakan nikmat yang telah Allah berikan untuk itu, kalian justru lebih mudah menggunakannya untuk mengurusi perkara dunia, bukankah semua itu adalah milik Allah, tidak takutkah kalian akan hari dimana Allah akan meminta pertanggungjawaban atas diri-diri kita...
Ukhti ... aku mohon ... bangkitlah, ukhti ... bangkitlah! Tidak ada kata terlambat untuk suatu kebaikan. Tidak ada kata malu, karena sesungguhnya malu itu tidak menghalangi seseorang dari kebaikan. Tidak ada kata terlanjur. Allah maha penyayang, Allah maha penerima taubat hamba-hambanya, dan Allah maha luas ampunannya. Masih ingat kan akan hadits Rasulullah yang sangat masyhur “ Tiap-tiap anak Adam itu berbuat banyak kesalahan, tetapi sebaik-baik orang yang berbuat banyak kesalahan itu ialah yang banyak bertaubat”.
Ukhti.... kemana perginya semangat berislam itu??? Ukhti kemana perginya semangat untuk menegakkan syariat islam, apakah dunia sudah begitu melalaikan diri kita, bukankah dunia ini milik Allah???
Kuteringat ketika berada diantara da pilihan yang sulit. Antara tetap berada di kota Makassar bersama dengan akhwat-akhwat yang istiqamah dan penuh dengan nasehat yang saling menjaga dari berbagai fitnah yang menyerang kita setiap harinya, ataukah pergi ke tempat lain yang belum pernah aku datangi sebelumnya untuk menjalankan amanat profesiku. Pilihan yang kedua ternyata merupakan takdirku.
Tahun pertama berpisah dengan tarbiyah dan kajian Islam merupakan tahun yang sangat menyiksa. Kerinduanku menggunung mengenang ta’lim, mabit, dan nasehat-nasehat dari ummahat dan ustadz. Ada malam-malam dimana aku tak kuasa menahan tangis rindu. Aku tidak bisa menghubungi mereka karena di daerah tempat aku bertugas tidak ada sinyal HP... Aku rindu.... tapi mereka tidak ada disekitarku... Yang bisa kulakukan hanyalah memutar kaset-kaset ceramah ustadz yang suaranya sudah semakin soak dan tidak jelas... Aku menangis...
Berpisah dengan itu semua memang menyakitkan. Tapi aku tidak mau putus asa. Aku harus kuat, bukankah Allah telah berqalam dalam kitab-Nya yang mulia “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah dan kembalilah kamu kepada Tuhan-mu dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu kem udian kamu tidak dapat ditolong lagi Az Zumar :5-5.Setiap kali aku ke ibukota propinsi, aku selalu berusaha menghubungi teman-teman akhwat lain dan menasehati mereka yang bernasib sama dengan diriku. Menasehati mereka ternyata memberi dampak positif kepada diriku karena seperti menasehati diriku sendiri. Selain itu, aku mulai berusaha untuk menguatkan diriku untuk mau bergerak membina masyarakat di tempat aku bertugas. Dan, aku mendapatkan satu realitas lagi bahwa berdakwah itu ternyata susah-susah mudah. Disamping itu, alhamdulillah suamiku juga mulai membina melalui ceramah Jum’at dan tarbiyah pekanan. Sungguh ini merupakan peneguh dan penguat bagiku untuk bisa berdiri di atas ad dien ini.
Aku ingin menceritakan sedikit tentang keadaan daerah tempatku bertugas. Lingkungan tempat tinggalku adalah tempat yang penuh dengan hingar bingar maksiat. Perzinahan dianggap sebagai hal biasa disana. Married by Accident adalah hal yang lumrah terjadi. Minuman keras adalah minuman biasa. Pada bulan Ramadhan tahun pertama aku bertugas aku menemukan tiga kasus abortus dan sekian lagi kasus abortus yang menyusul selanjutnya. Kasus penyakit menular seksual pun tidak kalah maraknya. Dalam waktu 2 minggu aku mendapatkan 4-5 kasus Gonorrhaea. Aku berusaha menasehati mereka melalui penyuluhan-penyuluhan yang aku selipkan ayat-ayat Allah, SWT dan hadits-hadits Rasulullah.Sungguh, ini adalah ajang dimana aku dituntut tidak hanya bisa untuk menjalankan amanah profesiku tapi juga amanah da’wah. Dan alhamdulillah ukhti hal ini tidak sia-sia walau memang terasa berat, tapi yakinlah di sisi Allah tidak ada yang sia-sia, dan sungguh Allah tidak melihat kepada hasil da’wah kita, tapi bagaimana besar usaha yang kita lakukan untuk berda’wah.
Akhwat ... tahukah kalian bahwa di belahan bumi yang lain masih banyak yang membutuhkan sentuhan dakwah, sekaligus sentuhan profesi kalian. Jangan pernah merasa aman karena kalian tinggal di lingkungan yang jauh dari maksiat. Dan, tahukah kalian bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban kalian terhadap orang-orang yang belum pernah tersentuh dakwah tersebut. Jangan pernah berfikir bahwa tanggung jawab dakwah ini hanya milik sebagian orang saja.
Untuk akhwat yang tetap istiqamah, berusahalah untuk tetap berdakwah. Nasehati saudari-saudarimu. Jangan biarkan saudarimu terjatuh ke dalam jurang maksiat. Segera raih tangannya, bantu dia untuk bangkit kembali. Jangan justru engkau menjadi penyebab ia semakin terpuruk. Bukankah kita sangat menginginkan agar saudara-saudara kita juga bisa merasakan lezatnya keimanan sebagaimana yang kita rasakan???
Ukhti ... sekarang ini kita baru diminta untuk mengorbankan sedikit waktu dan harta kita. Kita belum diminta untuk mengorbankan jiwa kita atau harta yang banyak. Padahal, suatu saat nanti, kita akan diminta pertanggungjawaban atas jiwa dan harta kita yang banyak itu...
Bukankah Allah, SWT telah berfirman dalam At-Taubah : 111

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
Untuk saudaraku yang kini mungkin tengah lalai, jangan lemah dan jangan pernah berputus asa, apa yang kini kau jalani adalah ujian dari Allah, lalui ujian itu dengan mengharap pertolongan dari Allah, sungguh ujian yang kita hadapi sekarang masih sangat-sangat jauh dengan ujian yang dihadapi oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Songsong.. dan raihlah hidayah itu kembali, genggam erat didalam tanganmu dan jangan biarkan ia lepas. Ukhti..ini adalah hadits qudsi yang kuharap dapat membuatmu terharu dengan kemurahan-Nya “Wahai anak Adam sesungguhnya selagi engkau masih mau berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku mengamouni dosa-dosamu dengan tiada memperdulikan dosa-dosa itu. Wahai anak Adam walau engkau berbuat keburukan hingga keburukan itu memenuhi semua tempat sekalipun, niscaya Aku akan mengampuni keburukan dan dosa-dosamu”. Subhanallah......

Ukhti ... Aku menyadari dan telah membuktikan bahwa amanah dakwah dan amanah profesi dapat kita jalankan bersama ... bahkan, bisa saling menguatkan. Mari bersama kita berjuang untuk meneguhkan syariat Allah di muka bumi ini, berikanlah apa yang bisa kalian berikan sekecil apapun karena boleh jadi yang kecil itu justru menjadi penyebab diri kita dimasukkan ke dalam surga Allah. Insya Allah...


Darikuyang mencintaimu karena Allah
Read more

Cintamu Tak Akan Salah

“Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu” (Yahya bin Mu’az)

Tetaplah mencintai orang-orang yang ingin kau cintai bukan karena mengharap kembalinya cinta mereka kepadamu. Bukan pula tetap mencintai mereka karena sesuatu hal yang ada pada mereka, karena boleh jadi ada sesuatu hal lain yang tidak kau suka.

Tetaplah mencintai mereka karena Allah, karena denganNya Ia akan memberikan cintaNya kepadamu kemudian penduduk langit dan bumipun akhirnya mencintaimu.

Tetaplah mencintai mereka karena Allah agar rasa cinta itu abadi hingga surgaNya, bahkan para nabi dan para syuhada mengagumi orang-orang yang mencintai karena Allah duduk bersanding pada sebuah tempat yang terbuat dari cahaya.

Tetaplah berusaha mencintai mereka karena Allah karena itulah yang akan membuat beban menjadi sebuah jalan untuk menyatakan kesungguhan cintamu untuk mereka.

Tetaplah berusaha mencintai mereka karena Allah, denganNya dirimu akan tetap bersemangat memberi dan memperhatikan bukan untuk menjauhi atau mengabaikan orang-orang yang kau cintai.
Tetaplah berusaha mencintai mereka karena Allah sebab itulah salah satu cara pembuktian kesabaran dalam keimananmu untukNya.

Tetaplah berusaha mencintai mereka karenaNya sebab hanya Allah yang mampu mempersatukan hatimu dengan hati-hati mereka.

Tetaplah berusaha mencintai mereka karena Allah sebab tiada seorangpun yang sempurna dari ketidaksempurnaan.

Tetaplah berusaha mencintai mereka karena Allah, maka kau akan terhindar dari kekecewaan ketika orang-orang yang kau cintai tak sanggup membalas cintamu.

Tetaplah berusaha mencintai mereka karenaNya sebab sifat keras lagi kasar hanya hadir pada orang yang miskin cinta hingga orang-orang yang kau cintai lari dari sisimu.

Tetaplah berusaha mencintai mereka karenaNya, sebab itulah  kunci naunganNya di yaummul hisab kelak.
Tetaplah mencintai mereka karena Allah, dengannya dirimu mampu bersyukur akan kelebihan mereka bukan terjebak pada prasangka yang berakhir pada kekufuran nimat pada diri-dirinya
.
Tetaplah berusaha mencintai mereka karena Allah, sebab itulah yang mampu membuat mereka berpaling dari kesalahan, menuju kepada jalan Cinta sejati dari RabbMu.
Tetaplah mencintai karena Allah karena cintamu tak akan pernah salah.
“Barangsiapa yang saling mencintai karena keangunganKu, mereka akan mendapatkan beberapa mimbar terbuat dari cahaya yang diinginkan oleh para nabi dan syuhada” (HR. Tirmidzi)
“Demi jiwaku yang ada dalam genggamanNya, kalian semua tidak akan masuk surga hingga beriman, dan tidak akan beriman kalian semua sehingga kalian semua saling mencintai, maukah kalian aku tunjukkan suatu perbuatan yang dapat membuat kalian semua saling mencintai satu sama lain? yaitu sebarkanlah salam di antara kalian” (HR. Muslim)
“Sesungguhnya pada hari kiamat nanti Allah akan berfirman,’ mana orang-orang yang saling mencintai karena keagunganKu? pada hari ini aku akan menaungi mereka di bawah naunganKu dan tidak ada naungan kecuali naunganKu.” (HR. Muslim)
“…Sesungguhnya Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah.” (HR. Muslim)
Dan Dialah (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman).Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal: 63)
Read more

Semua Ada Waktunya


Wahai sahabat…
Pernahkah engkau merasa kecewa karena sesuatu yg sangat kau inginkan tidak terjadi?

Waktu itu… kau ingin sekali menggapai hal itu.
Hal yang sangat kau harapkan.
Dan dirimu sangat bersemangat untuk meraihnya.
Perasaanmu berbunga-bunga dan semuanya terlihat menyenangkan dihadapanmu.
Namun semangat itu berubah menjadi kekecewaan ketika ternyata kau dihadapkan dengan kenyataan, bahwa… hal yang kau inginkan itu tidak terjadi.

Senyum pun hilang dibibirmu. Rasa kecewa mulai merasuki hatimu.
Dan perlahan.. kau mulai menyalahkan orang disekitarmu,
Menyalahkan hal-hal yang engkau anggap sebagai penyebab tidak terjadinya hal yang sangat kau harapkan.

Bahkan... kau mulai menyalahkan Allah, dengan bergumam ”ini tak seharusnya terjadi”.

Wahai sahabat... yang sedang mengalaminya
Setiap yang terjadi dalam hidup kita sudah diperhitungkan dengan sempurna oleh Allah. Oleh Dia Yang sangat ”malu” melihat hamba_Nya, yang mengangkat tangannya berdo’a dan menurunkan tangannya dengan tangan hampa.

Saat itu... ada hal yang ”lebih baik” yang harus ”terjadi”.
Yang akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik, sesuai dengan yang ”engkau inginkan”.

Masih ingatkah engkau dengan ”do’a” mu yang pernah kau kirimkan kepada_Nya ?
Atau keinginan sucimu yang pernah melintas di hatimu dihari yang lalu?

Ketahuilah... bahwa Allah tidak pernah melupakannya.

Kekecewaan yang kau rasakan seharusnya tidak perlu kau rasakan, jika kau tau bahwa: kenyataan yang berbeda dengan yang kau harapkan itu... tidak lain adalah jalan yang yang ”harus” kau tempuh agar kau bisa mendapatkan ”harapanmu” yang lebih besar dan lebih baik bagimu dibandingkan dengan harapanmu saat ini.

Karena dulu... Allah mengenali dan menerima do’amu sebagai do’a kebaikan.
Karena Allah hanya menerima dan mengabulkan do’a-do’a yang baik.

Oleh karena itu... Allah mengabulkan ”harapanmu” yang besar dan baik itu, yang mungkin engkau sendiri telah lupa, dengan jalan-jalan yang paling baik menurut-Nya, Yang Paling Mengetahui jalan yang terbaik.
Karena Dia sangat ”menginginkan” yang terbaik bagimu, lebih dari keinginan dirimu.
Karena Dia sangat ”menyayangi” mu, lebih dari dirimu.

Maka...
Wahai sahabatku yang kucintai karena Allah...
Jangan bersedih...
Karena Allah senantiasa memberikan ”harapan-harapanmu yang terbaik”.
Allah akan memberikan ”harapan” mu ”lebih” dari yang kau harapkan.
Dia Maha Kaya, Maha Kuasa, Maha Pemberi.

Sangat mudah bagi_Nya untuk memberimu
Hanya saja kau harus menunggu... sampai tiba waktunya
Waktu yang terbaik ”bagimu” untuk menerima harapanmu.

Wahai hati yang sedang menginginkan...
Wahai diri yang gundah...
Tuntunlah dirimu untuk mengetahui hal ini.

Ketahuilah...bahwa semua ada waktunya.

Pada waktunya, engkau akan mendapatkannya
Bersabarlah...
Seperti sekuntum bunga yang menunggu akan mekarnya, begitu pula dirimu yang pada waktunya akan mekar bagai bunga karena mendapatkan kebahagiaan.

Sehingga kau tidak perlu menyusahkan hatimu untuk berpikir yang tidak perlu kau pikirkan.
Agar kau menjalani hari-harimu dengan penantian yang menyejukkan..
Read more

Hargailah istrimu dan para akhwat ya ikhwan…

Entah kenapa,, yang banyak ana temui pada saat ini, yaitu persoalan hubungan antara ikhwan dan akhwat di Facebook..saking prihatinnya..ana memberanikan diri untuk menulis ini supaya menjadi pelajaran buat ana khususnya..
Internet ini terkadang bahaya juga kalo kita tidak benar-benar bisa menempatkan diri.Kita di FB (facebook) ini dapat berhubungan dengan saudara saudara kita sejenis maupun lawan jenis.
Jujur..ana banyak mendapatkan teman-teman ikhwan yg Alhamdulillah mereka ramah-ramah..ana senang dapat menyambung tali silaturrahmi dengan mereka..

Yang jadi persoalan disini yaitu berhubungannya antara ikhwan dan akhwat ..
kalo kita mau jujur.. nyoba tanyakan pada diri kita dan kita lihat di sekitar kita..bagaimana hubungan atau interaksi para ikhwan dan akhwat sekarang..???
insyAllah kita tau jawabannya..
Lebih baik dan patut bagi kita itu untuk berhati hati dalam berhubungan dengan lewan jenis, jika ada keperluan dalam perbincangan tersebut tidaklah mengapa..atau kah dalam perbincangan tersebut ada manfaat yg dapat di ambil..maka ini lebih baik,, dari pada berbincang masalah masalah yg tidak penting yang malah akan menimbulkan banyak kerugian atau bahkan penyakit hati..
Udah perbincangannya tidak penting..dan setiap hari pula…wah ini parah ..
Bukannya meniadakan hubungan sama sekali..tapi ahsan..jika ada keperluan yg di bolehkan saja,,karena para shahabiyah dulu juga berinteraksi,bukan tidak berinteraksi sama sekali,,wallahua’lam..
Berbicara berinteraksi .. kelihatannya sekarang marak yg namanya ta’aruf lewat internet..
Entah ini cuman sebagai dalih untuk dapat bisa berinteraksi dengan akhwat atau kah bener-bener ta’aruf..ana kurang tau..
Tapi…kebanyakan cara ta’aruf yg telah ana baca dan pelajari kok beda dengan cara anak muda sekarang ya..
Kalo yg sekarang yg banyak ana temui yaitu ta’aruf dengan interaksi langsung dengan jalan chating lewat internet dan tidak jarang ngomongin masalah-masalah yg tidak penting dan setiap hari pula..
Wah…ana gak tau dalam hal ini .. apakah yg begini ini di perbolehkan ..??
Ikhwaaan…?? akhwaaat….??? Di perbolehkan kaaah..??

Lebih baik jika memang ingin menikah lewat perantara saja..insyAllah itu lebih aman…Dan berinteraksi langsung seperlunya saja..
Sebenarnya ana itu gak enak hati (malu).. dan kasihan sama akhwat-akhwat.. karena mereka kebanyakan yg jadi korban..
Hendaklah berhati-hati..jagalah diri kalian dari berbagai penyakit..ana tidak bilang kalo ikhwan tidak dapat terkena fitnah lho ya..!!!..tapi kebanyakn itu ..akhwat yg mudah timbul penyakit di hatinya..
Awalnya datang seorang ikhwan menyapa.. dan si akhwat meresponnya..
Apalagi jika keadaan si akhwat ini mendorong untuk segera menikah,. Maka si akhwat membuka jalan dengan merespon …dg berpikiran mungkin aja….?!?!?
Lama interaksi terjadi…sampai-sampai di dalam hati si akhwat timbul suatu rasa yg apabila rasa itu muncul setelah terjalin hubungan tali pernikahan,,Subhanallah.. alangkah bahagianya..
Tapi jika rasa ini timbul sebelum adanya tali pernikahan.. maka rasa ini dapat menjadi virus yang mematikan..
Si ikhwan pun mengutarakan keinginanya untuk menikahi si akhwat..dan ketika si akhwat menyuruhnya untuk melamar ke orang tuanya..
Ternyata Gimana jawaban si ikhwan ini..??

Ana belum bisa nikah sekarang,,ana belum lulus,,kalo belum bekerja orang tua gak ngebolehin..!!?? GUBRAAK..!

Astaghfirullah ..
Ya ikhwan…apakah kalian tau apa yg akan terjadi 2 atau 3 tahun kedepan..
Atau bahkan apa atum tau besok akan terjadi apa pada kita…??!!!
Allah itu amat sangat mudah membolak balikkan hati hambanya,,,
kalo entar antum nemuin akhwat dan antum ada hati ke dia gimana..??
Kalo misalkan kita di takdirkan meninggal lebih cepat ..
sementara di hati si akhwat virusnya amatlah sangat ganas.
Atau bahkan ada laki-laki yg datang untuk melamar ,,
ia tolak cuman karena di hatinya ada satu ikhwan itu..
Maka apa dengan hal itu banyak faedahnya..?????!!!
Sungguh tidak saudara-saudaraku..kerugian yg besar yg kita dapatkan malah…
Perhatikanlah saudara-saudaraku..khususnya para ikhwan dan ana sendiri tentunya..
Jangan lah bemain-main dalam masalah ini jikalau tidak benar-benar telah siap…karena ini bahaya..
Dan para ikhwan-ikhwan yg udah menikah..
hargailah istri(istri) kalian.. jangan mencoba untuk nakal di belakang mereka..
Sampai-sampai chating dg akhwat lain secara sembunyi-sembunyi agar tidak di ketahui istri,,,.Astaghfirullah..
Seharusnya kita itu banyak bersyukur dengan menghargai istri dan membahagiakannya juga tidak mengecewakannya..
Seharusnya kita bersyukur..telah di beri istri yang kenal sunnah yang taat agamanya…
Coba bayangkan jika dapet istri yg tidak kenal sunnah dan bahkan durhaka kepada antum..??
Pikirkan ya ikhwaaan..

Ana pernah bertanya pada ikhwan…
kenapa antum chat sama akhwat itu..?? ada keperluan kah..??
tidak..!!
kemudian apa selanjutnya jawabnya..
akhwat nya cantik-cantik ya…!!
Astaghfirullah…
Sebenarnya denger itu hati ana mangkel…
Ikhwan yang udah lama ngaji…
Mengeluarkan jawaban seperti itu…
apa begitu seharusnya seorang ikhwan yg sudah kenal sunnah…??
Sembunyi-sembunyi chating dg akhwat lain di belakang istrinya..
Na’udzubillah..
Dia berkata …ana pengen istri kedua..!!?
Memang… meskipun keridhaan istri Tidak Menjadi Syarat Di Dalam Pernikahan Kedua..
Apakah tidak lebih baik jika kita rembugan dulu dg istri,,
Dan jika istri menyutujui..apakah tidak lebih tenang dan bahagia..??
Akan saya haturkan tentang masalah poligami setelah pesan ini insyAllah…
Mudah-mudahan Allah selalu menuntun kita dan menancapkan iman kepada hati kita..Aamiin..
Dan patut di perhatikan kepada para akhwat…
Anti lihat kan… gara-gara apa ikhwan itu begitu..
Gara-gara..atau karena melihat foto akhwat..
Lihat catatan ana tentang foto..!!!!baca ya…


Berusahalah untuk menjaga diri kalian…
Allah memuliakan kalian dg mensyariatkan para akhwat untuk mengenakan hijab..supaya tidak menjadi fitnah..
Bukan malah berpose dg memasang foto di profil utama,,,
Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua..
Afwan kalo ada perkataan yg tidak berkenan..
Ana ini lemah…mari kita belajar bersama dalam mempelajari agama ini..
Semoga Allah selalu mencurahkan ilmunya kepada kita..Aamiin..
Wallahu a’lam…
Oleh : Abu Farros Ibn Shalihuddin
“Ya Tuhanku janganlah Engkau mengadzabku Sesunguhnya aku mengakui dosaku selama ini Berapa kali aku berbuat kesalahan di dunia Namun Engkau tetap memberiku karunia dan kenikmatan Jika aku ingat penyesalanku atas segala kesalahan Kugigit jariku dan kugeretakkan gigiku Tiada alasan bagiku kecuali tinggal harapan dan prasangka baikku Ampunilah hamba-Mu ini.. Manusia mengira aku orang baik-baik Padahal aku benar-benar manusia terburuk bila tidak Engkau ampuni”
–Belum sempat dia melanjutkan tulisan seputar Poligami,takdir menentukan lain,Allah lebih sayang padanya..
–Sepenggal Kenangan denganmu de,selalu ingin belajar ‘ilmu syar’i…insyaAllah dakwahmu tak pernah usai…
(di penghujung Januari 2011,kami melepasmu…Qaddarullah wa masya’a fa’ala. Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu…)
Repost oleh : -Satu Cahaya Hidupku- dengan sedikit penambahan (sudah mendapatkan ijin )
Read more

Wahai Jiwa yang Lemah


Wahai jiwa yang lemah…Telah berapa
banyak kesombongan yang mengotori
hatimu.Telah berapa banyak riya dan
ketakabburan yang hadir dan melekat di
jiwamu …Kau merasa paling suci…Kau
merasa paling sempurna…Kau merasa telah
memiliki setiap kebaikan yang seharusnya
ada di tiap diri manusia …
Wahai jiwa yang
lemah…Dimana keikhlasan itu???Kau
mengatakan dirimu ikhlas ketika melakukan
sesuatu …Lantas kau tersenyum ketika
seseorang memuji perbuatanmu…Lalu
masihkah itu ikhlas namanya???Kau
meyakinkan dirimu bahwa kau ikhlas
menolong seseorang …Lantas beberapa saat
kemudian kau mengingat-ingat kebaikanmu
kembali..Lalu katakan padaku, masihkah ada
ikhlas itu????Wahai jiwa yang lemah …Berapa
banyak hak orang lain kau abaikan…Merasa
dirimu yang paling butuh perhatianPadahal
masalah yang kau hadapi begitu sangat
kecilnya dibanding orang-orang yang
direnggut haknya.Kau yang mengatakan
penting untuk memberikan perhatian
kepada orang lain …Tapi mana??? Saat sedikit
saja cobaan datang kepadamu, kau langsung
tak peduli.Sibuk memikirkan dirimu dan
nasibmu …Sibuk mempertanyakan mengapa
Allah menimpakan cobaan itu padamu…
Wahai jiwa yang lemah…Betapa bangganya
kau dengan semua yang telah kau raih…
Lantas berpura-pura bersikap rendah hati
dihadapan orang lain …Betapa angkuhnya
dirimu!!!Tak sadarkah kau???Atau mungkin
kau menikmatinya???Padahal kebanggaan
itu hanya sebagian kecil akibat usahamu …
Sisanya adalah rahmat dari Sang Pencipta…
Wahai jiwa yang lemah…Kau bekerja dan
berusaha demi meraih sesuatu…Kau katakan
ini untuk membahagiakan kedua orang
tuamu …Padahal di hatimu terbersit
keinginan untuk mendapat pujian…Merasa
bangga kau lebih baik dari saudaramu yang
lain …Tersipu malu ketika dipuji sanak
keluargamu…Karena memang itulah yang
sebenarnya kau cari…Dan kau
menikmatinya…Wahai jiwa yang lemah…Tak
sadarkah kau dengan semua kelemahanmu
itu??Sudah berapa lama kau tak menangis
dalam sujudmu krn lemahnya jiwamu??Kau
hanya sering menangis saat masalah
menimpamu …Padahal ini adalah masalah
terbesarmu!!!!Ketidaktulusan dalam dirimu…
Kesombongan dalam hatimu…
Ketidakpedulian dalam jiwamu…Bahkan
Rasul pun menangis di sujud-sujudnya…
Bahkan sahabatpun menangis setiap saat
karena takut jika ada kesombongan
dihatinya …Kelalaian itu telah membutakan
hatimu,kawan…Kesombongan itu telah
membekukan jiwamu…Kumohon…kumohon
sadarilah….~Untuk yang berjiwa lemah,
diriku…~
Read more

Surat Untuk Para Aktivis Dakwah

Sungguh perjalanan ini amat panjang,,,
Sepanjang yang tak terkirakan, takterpikirkan…
Perjalanan ini tiada berujung,
Tak tampak bagaimana akhirnya…
Tugas ini memang tugas dari langit
Tugas yang amat berat, berat untuk dipikul
Hingga tak semua orang yang berada di jalan ini
Jalan yang penuh onak dan duri

Kami sadar bahwa, kami akan banyak terluka
Kami sadar bahwa, akan mendapat banyak cemoohan
Kami sadar bahwa, akan banyak cobaan yang menerjang
Kami sadar bahwa, rintangan akan selalu mengiringi perjalanan kami
Orang-orang bertanya “Tapi mengapa kalian tetap berada di jalan itu? padahal kalian sudah tau apa akibatnya….”

Kami menjawab,” karena kami yakin akan Janji Allah.”

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Surah Al Baqarah Ayat 261)

Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. (Surah Al Hajj Ayat 58)

Wahai saudara sepejuangan,,,
Betapapun hatimu sedih, jangan pernah rapuh….
Betapapun ragamu terasa lelah, jangan pernah menyerah…
Karena Allah tak pernah salah,
ditiap air mata yang kau keluarkan…
ditiap tetes keringat yang kau teteskan ...
Allah takkan pernah salah menghitungnya…
Dan biarkan, balasan itu datang saat kau beristirahat, karena istirahatnya pejuang, adalah hanya di Surga-Nya.

Kami takkan menyerah, kami akan terus berusaha, kami akan terus berjuang

Kami akan terus bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikuti…
Kami akan terus berlari hingga kebosanan itu bosan mengejar…
Kami akan terus berjalan hingga keletihan itu letih bersama…
Kami akan terus bertahan hingga kefuturan itu futur menyertai …
Kami akan tetap berjaga hingga kelesuan itu menemani…


Wahai saudaraku,,,
Ingatlah akan sebuah janji kita
Untuk selalu bersama
Di surga-Nya kelak
Read more

✿ Tentang Saya ✿

Foto Saya
Diriku jauh dari sempurna, jauh dari luar biasa, tak ada yangg bisa dibanggakan dari diriku, inilah diriku ap adanya...

✿ Entri Populer ✿