Katakanlah: Inilah jalanku. . .

Berawal dari sebuah lingkaran kecil majelis ilmu; replika taman-taman surga disetiap pekannya, hati setiap kita ditautkan satu sama lain berbingkai indahnya ukhuwah islamiyah. hati yang dimiliki oleh bermacam karakter pemiliknya, ada yang lemah-lembut, ada yang keras, ada yang tegas, ada yang pemalu, ada yang pendiam, ada yang cerewet, ada yang acuh, sangat beragam, namun keberagaman karakter itu dapat terlebur, terbina dan ter-up grade setahap demi setahap dalam satu halaqah tarbiyah islamiyah. layaknya potongan-potongan ayam dan kentang, bawang merah, bawang putih merica, lengkuas, jahe, kemiri, garam, lombok, kunyit, santan, daun sereh, daun salam, tak lupa air secukupnya berpadu menjadi satu dalam panci dan diolah secara apik hingga menghasilkan opor ayam yang lezat.
berawal dari sebuah halaqah tarbiyah pula, ruhiyah setiap kita dipenuhi dengan ilmu-ilmu syar'i utk bekal keistiqomahan dan semangat berburu onta-onta merah di luar sana. betapa nikmatnya dikelilingi para malaikat, didoakan oleh seluruh penduduk langit dan bumi, ditinggikan derajat kita beberapa derajat olehNya. mengutip perkataan salah seorang atba'u tabi'in; Ibrahim bin Adham, "seandainya para raja dan pangeran mengetahui kegembiraan dan kenikmatan yang kita rasakan (ketika menuntut ilmu dan beribadah kepada Allah), niscaya mereka akan merampas apa yang kita rasakan tersebut dengan tebasan pedang."
berawal dari sebuah liqo' KKI pula, raga setiap kita dipersiapkan utk menapaki sebuah perjalanan panjang lagi terjal dan berliku. Jalan dakwah namanya.

Hingga dikemudian hari seiring bertambahnya ilmu juga amal kita, Allah mempercayakan sebuah amanah besar lagi mulia di atas pundak kita.
Amanah dakwah di jalan cinta para pejuang dakwah.
Amanah yang ringan di lisan tuk diucapkan namun teramat berat utk dilaksanakan.
Amanah utk menyampaikan 1 ayat saja dari Rasulullah Shalallahu'alahi wasallam, walau sebenarnya jika dipikir-pikir cukup banyak ayat yang kita ketahui, tapi pernahkah kita mencoba memaknai sabda Rasulullah tsb? yang boleh jadi adalah sebuah 'singgungan' kecil buat kita para penuntut ilmu yg enggan utk turut mengambil bagian dari dakwah ini. bahwa ilmu itu setelah diperoleh harus disedekahkan dalam bentuk dakwah, satu ayat itu batas minimal keilmuan yg kita miliki utk disampaikan kepada saudara/i kita yang belum tahu dan jika ternyata hari ini ilmu yang kita ketahui lebih dari satu ayat, maka sampaikanlah semua ilmu tsb dan jangan pernah berhenti menyampaikan sampai takdirNya-lah yang menyebabkan kita berhenti utk selama-lamanya dari jalan ini.

Amanah dakwah yang tidak semua manusia di muka bumi ini dipercaya utk mengembannya, hari ini telah menjadi salahsatu dari sekian aktivitas kita sebagai hambaNya.
ya, Allah telah mempercayakan kita utk menjadi pengurus ummat, menjadi perantara tersampainya hidayahNya kepada hamba-hambaNya yang lain, melakukan pekerjaan mulia yang dahulu pernah dilakoni oleh manusia-manusia mulia sekelas Rasulullah Shalallahu'alahi wasallam, beserta para sahabat/biyah Radhiyallahu'anhum juga para ulama Salafusshalih. Subhanallah...betapa percayanya Allah kepada kita, sehingga memilih kita sebagai pelanjut manusia-manusia mulia itu dalam menyebarkan ajaran Islam. tapi, merasakah kita?
yang kalau mau dipikir-pikir, siapa kita dibanding manusia-manusia mulia itu? dimana kita diantara manusia-manusia mulia itu? pantaskah kita dengan segudang kekurangan menjadi pelanjut generasi-generasi mulai itu?
sungguh..Allah lebih mengetahui kepada siapa Dia menyerahkan amanah besar lagi mulia ini. dan..kita lah yang terpilih, ukhti!
Kita lah yang 'dianggap' mampu olehNya utk meneruskan tongkat estafet dakwah ini hingga kembali padaNya.
kita, ukhti! bukan mereka!

Yah, kita yang senantiasa menyibukkan diri dengan majelis-majelis ilmu disetiap pekannya juga berusaha mengejawantahkannya dalam keseharian ditemani ujian yang kerap kali datang menyapa sebagai bentuk kecintaanNya dan moment utk melihat sejauh mana pengakuan keberimanan kita padaNya.
kita yang senantiasa menjaga hijab syar'i kita dari laki-laki ajnabi di dunia nyata bahkan di dunia maya sekalipun dan meski utk tujuan dakwah sekalipun.
kita yang senantiasa hanya takut, cinta dan harap padaNya.
kita yang senantiasa memohon keistiqomahan padaNya hingga ajal menjemput.
bukan mereka yang cenderung mengisi waktu-waktunya hanya dengan kesia-siaan bahkan kemaksiatan, naudzubillahimindzalik.
bukan mereka yang begitu mudahnya dan tanpa merasa berdosa sedikitpun memperlihatkan aurat mereka di hadapan laki-laki ajnabi.
bukan mereka yang hanya mengejar dunia disetiap urusan mereka.
bukan mereka yang merasa asing sendiri dengan agamanya.
bukan mereka, tapi kita, ukhti!

Sadarkah kita, ukhti?
sadarkah kita, bahwa kita lah bagian dari hamba-hambaNya yang beruntung sebab telah terpilih sebagai penerus dakwah Rasulullah?
sadarkah kita, bahwa jalan dakwah yang hari ini kita berjalan di atasnya merupakan bentuk penjagaanNya kepada kita? yang boleh jadi ketika kita tidak berada di jalur ini kita akan sama seperti mereka bahkan mungkin lebih buruk lagi, naudzubillahimindzalik.
sadarkah kita, bahwa bergabungnya kita dalam jamaah ini adalah salah satu nikmat dari sekian banyak nikmat yang telah Dia berikan? dan sudahkah nikmat menjadi seorang muharrikah dakwah senantiasa kita syukuri?

Inilah salah satu sisi yang terkadang luput dari perhatian kita.
maka, tak jarang dari kita yang masih berpikiran bahwa adanya kita dikepengurusan dakwah ini karena dipanggil oleh ukhti fulanah, atau hanya kebetulan saja karena kita memang suka berorganisasi, atau terlibatnya kita dalam kafilah dakwah ini merupakan sesuatu yang biasa-biasa saja; tidak ada yang istimewa.
yang terkadang pada suatu masa memicu timbulnya rasa jenuh, terbebani, terkekang dengan amanah dakwah ini.
oleh karena itu, mulai sekarang cobalah utk mengubah paradigma kita ttg amanah dakwah.
agar kita benar-benar merasa beruntung telah menjadi bagian dari pembawa obor kebenaran. pede menatap dunia dengan jabatan sebagai pelayan ummat.
agar kita semakin memaknai setiap detil kejadian yang kita alami di jalan ini, yang menyenangkan ataupun tdk. krn sdh sunnatullah setiap persinggungan akan meninggalkan bekas entah bekas itu berupa kebahagiaan, luka, kesedihan, canda, dan banyak lagi efek yang mampu disebabkan oleh sebuah interaksi.
agar kita lebih menjiwai setiap amanah yang sama kita lakoni di jalan ini, baik itu kecil ataupun besar. krn setiap amanah itu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda dan tdk semua dari kita dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tsb. menjadi pemimpin dalam sebuah jamaah dakwah itu sulit, tapi menjadi yang dipimpin juga tdk mudah, maka pandai-pandailah kita menempatkan diri sebagai pemimpin dan yg dipimpin sehingga amanah tsb benar-benar maksimal kita tunaikan.
agar kita semakin merasa memiliki jalan ini yang membuat kita merasa sangat bersedih ketika ada bagian dari jalan ini yang rusak. entah karena penggunanya yg cuek ataupun krn niat yg melatarinya sdh tak murni lagi krnNya.
agar kita lebih ikhlas membaktikan diri di jalan ini, sesibuk apapun kita, masih singel atau sdh menikah dan punya jundi/yah kah kita, ada atau tdknya orang yang memuji pekerjaan kita,
yang pada akhirnya perubahan paradigma ttg sebuah amanah dakwah semakin memantapkan diri utk mengatakan : "inilah jalanku!", "jalan dakwah dan tarbiyah!"

Jamaah dakwah bukanlah jamaah malaikat. jamaah dakwah yang kita pun berada di dalamnya, hanya sekumpulan manusia yang tak luput dari salah dan dosa, maka jangan heran, jika di tengah perjalanan kita akan mendapati kekurangan demi kekurangan tsb melekat pada pribadi saudari-saudari kita yang membersamai kita di jalan ini, begitupun kita yang hanya manusia biasa seperti mereka. entah apapun bentuk kekurangan itu jangan pernah segan utk saling mengingatkan dalam menetapi kebenaran dan kesabaran. walaupun saudari kita itu lebih tua secara umur dari kita, walau dia lebih dahulu hijrah daripada kita, walau dia 'atasan' kita dalam sebuah departemen, walau dia murabbiyah kita, atau walau dia pemimpin kita dalam jamaah dakwah tsb. dengan tetap memperhatikan adab-adab dalam bernasehat tentunya, agar kebaikan yang kita inginkan dari mereka dapat terwujudkan.
jangan krn keseganan yang tdk pada tempatnya kita justru membuat saudari kita semakin terlena dengan kekurangannya tsb.
dan juga jangan karena kita telah mendapati kekurangan tsb lantas membuat kita panik, berbalik arah lalu mundur teratur dari jama'ah dakwah ini.
jangan sampai dan jangan pernah terjadi, ukhti!

Sudah sunnatullah dalam sebuah perjalanan suatu ketika kita akan mendapati diri kita begitu lelah, letih, penat, redup, tak bersemangat, dan tak sedikit dari kitapun mendapati hati telah dihinggapi oleh berbagai macam jenis virus; entah itu virus merah jambu, virus perusak ukhuwah, virus 'akhwain', virus penyakit hati dan virus-virus berbahaya lainnya.
maka, "mari duduk sejenak utk beriman." inilah yang senantiasa diajarkan oleh sahabat mulia Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu'anhu kepada para sahabatnya.
ya, mari berhenti sejenak.
berhenti sejenak utk memuhasabah segala sesuatu yg telah kita lakukan dan apa2 saja yg akan kita lakukan kedepannya di jalan suci nan panjang ini.
berhenti sejenak utk merefresh kembali niat dalam menapaki jalan panjang berliku lagi terjal..
berhenti sejenak utk melihat kembali bekal yg masih tersisa, apakah masih cukup utk menapaki jalan panjang tak berpenghujung.
hingga suatu waktu atas takdirnya memang kita harus berhenti sebenar-benarnya berhenti.
meskipun sebenarnya kita masih sangat ingin berjalan sebab ternyata diantara sakit, lelah, penat, duka dalam menapaki jalan ini ada senyum, ada gembira, ada semangat yg senantiasa berkobar, ada ukhuwah, dan yg tertinggi ada surga yang telah dijanjikanNya bagi para pengguna jalan ini yg senantiasa berusaha utk istiqomah meski bagaimanapun kondisi yg meliputi hingga ajal menjemput..insyaAllah..

Wahai para muharrikah dakwah di lini manapun antunna berada, bersemangatlah dengan semangat yang tak pernah padam hingga akhir demi mengusung dakwah Ilallah.
bersemangatlah dengan semangat yang senantiasa menyala-nyala demi menerangi jalan dakwah ini hingga dipenghujungnya.
bersemangatlah utk tetap berjamaah di jalan cinta para pejuang dakwah kini hingga kelak dapat beristirahat dengan tenang di dalam jannahNya. "Hai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hambaKu, masuklah ke dalam jannahKu." (QS. 89 : 27-30).
Amiin Yaa Rabbal Alamin.



-------***-------
Jazaakumullahu khair atas inspirasi yang diberikan oleh beberapa orang saudari-saudari saya hingga catatan ini hadir, semoga apa yang telah tertuang dalam catatan dari hati ini dapat bermanfaat buat kita semua dan bernilai pahala di sisiNya..amiin Yaa mujibassaailiin.
Kurang lebihnya mohon diampunkan kepada Allah.
Sesungguhnya kebenaran itu datangnya dari Allah; Rabbul Izzati sedang kesalahan itu datangnya dari hamba yang dhaif dan syaithan laknatullahi'alaihi.

Negeri impian, ketika bulan masih tersenyum malu, jumadil awal 1432H

Sumber: http://assyifaa-wisecorner.blogspot.com

5 komentar:

Ummu Hasanaiin Al Madaniyyah mengatakan...

Assalamualaikum....jazaakillah khair, telah memuat tulisan kami. Semoga bermanfaat dan bernilai pahala di sisiNya..aamiin.
Salam ukhuwahfillah dari kami.
~senyum~

Mutiara di dasar lautan mengatakan...

Wa'alaykumussalam warohmtullah, wajazakillahu khoyran . Afwan mba' copas tanpa ijin. salam ukhuwah. . . Barokallahu fiik

Ummu Hasanaiin Al Madaniyyah mengatakan...

Wa fiik baarakallahu wa anti fajazaakillahu khair. Laa ba'sa..dek..lagian anti telah menunaikan amanah ilmiahnya dgn tetap mencantumkan sumber pengambilan tulisan tsb.
Punya fb? Klo ada add saya yah : Dewi 'syifaa' sartika.

Mutiara di dasar lautan mengatakan...

He. . Jadi malu. . .
Sudah bertemanmi ka', fb ana 'Nila Khaulah'

ummuhasanaiin mengatakan...

MasyaAllah...thayyib. Smg bisa saling berbagi kebaikan via dumay. Keep hamasah wastiqomah! ~senyum~

Posting Komentar

✿ Tentang Saya ✿

Foto Saya
Diriku jauh dari sempurna, jauh dari luar biasa, tak ada yangg bisa dibanggakan dari diriku, inilah diriku ap adanya...

✿ Entri Populer ✿